Biar semuanya harum. “Ooochh.., teruskan Abang..”, Asmirandah berbisik sambil mengangkat kedua pahanya untuk mempermudah usapan jemarinya di bibir kewanitaannya. Bokeb lalu naik menyusuri lembah licin yang hangat dan basah itu.. Ke dadanya yang terbuai-buai di dalam air. Asmirandah pun tidak segera mandi, ia terkulai leAbang. Miranda.., kamu memang luar biasa.. Nikmat sekali rasanya. Berhenti dulu. Jemari dan bibiriku seperti penuh oleh energi pembakar sukma yang mengirimkan jutaan bulir kenikmatan ke seluruh tubuhnya. Akhirnya aku menggeram, menggerendeng bagai banteng menahan amarah, “Sann.., auucchh.. Mungkin karena telah seminggu ini kami tidak berjumpa, sehabis kejadian malam yang indah di dalam kemacetan Jakarta itu. Suara air tak ada lagi. Kamu usapkan jemarimu di mana sekarang, ‘yang..?” Cepat-cepat Asmirandah memindahkan tangannya, tetapi tangan itu jatuh di atas dadanya. Aku juga tidak bisa tidur malam ini, walau separuh laporan perusahaan yang penuh angka dan paling menjemukan telah habis aku baca. “Oochh..”, Miranda mengerang pelan sementara jemarinya kini tengah berada tepat di atas gerAbang kewanitaannya yang telah terbebas.
