Kami tiduran sambil berangkulan.“Terima kasih Tiinn. Bokeb Titin lagi pake sepatu..” sahutnya.Tak lama Titin keluar. enak banget ya Maaass..”“Eee.. Lalu mencium pipiku dan pamit pulang.“Da..da Maaasss.. Mungkin masih ngantuk karena tidurnya terlambat tadi malam pikirku. Dadanya bagus tidak terlalu besar.“Kenapa baru sekarang aku perhatikan ya. ayooo.. Besok kamu khan harus ke pasar. hhaahh.. Terusin Mass.. Setiap hari sepulang sekolah aku ke warung ibuku untuk bantu-bantu, terkadang harus belanja dagangan ke pasar. Mas aja yang masuk ke rumah orang nggak permisi..”“Yaa.. enak banget ya Maaass..”“Eee.. Kok meleset? Akhirnya ibuku mengontrak rumah di daerah Terogong dekat Pasar Mede, dan membuka warung rokok kecil-kecilan di pinggir jalan Fatmawati.Jarak antara rumah kontrakanku dengan warung kira-kira 500 meter. Hangat. Masss..”Kami tidur berpelukan berdua sampai kami terbangun karena badan kami dingin karena tidak memakai selimut. Lalu ciuman kuturunkan ke lehernya, kedua susunya. Linunya ini yang belum hilang.”“Udaahh bangun aja. Ini apa ya..? Orang yang dulu sangat kudambakan. Pasti gara-gara mengintip tadi.“Ayoo.. Ada dua Mas.




















