Aku pikir itu sudah urusan suaminya. Bokep Cina “Mas jangan coba-coba. Sesudah antre untuk bersalaman dengan pengantin dan orang tuanya aku langsung tenggelam pada hidangan yang aku pandang ’super mewah’ ini. Ah, banyak pilihan. Soalnya saya baru sadar…”
Sengaja aku nggak selesaikan kata-kataku. Sesudah beberapa omongan dia tutup HP-nya dan dimasukkan kembali ke tasnya. “Sadar apaan, Mas?”
“Ternyata di dekat saya ada makanan yang bukan ‘enak’ namun ’sangat lezaatt’…” kataku nekat dan memberanikan diri sambil mataku melotot seakan menelanjangi tubuh seksinya. Saya lagi mikir tempat mana yang bisa aku sembunyi menyantap ‘makan enak’ ini,” jawabku sekenanya yang langsung dibalas dengan kembali mencubit berikut pelintiran yang sakit sekali di tanganku. Aku pikir itu sudah urusan suaminya. Dengan pakaian lengkapku, stelan jas dan dasi, aku hadir pada resepsi pernikahan anak dari relasi penting di kawasan Tebet. Tuh lagi asyik nggerombol sama teman-temannya”. Sebagai lelaki yang rata-rata orang bilang ‘tampan, simpatik, seksi’ dengan posturku yang jangkung dan macho macam Reynaldi bintang iklan dan sinetron itu, aku sering ketemu




















