Tanpa menunggu jawabanku, tangan Naralita langsung meraihnya. Bokep Mama Kaos itu kulempar ke atas meja. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. “Ya, tambah gede dong.”Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Makin lama tusukanku makin dalam. iya.. Naralita diam. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku memenuhi permintaannya dan Naralita tak kuasa menahan kedua kakinya. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Naralita) serta Naralita dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. “Mas.. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Naralita. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”Kuangkat tubuh Naralita dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Paksa, siksa aku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Naralita.Aku mengenalnya sejak kanak-kanak.
