Gisell berdiri di depan kamarku, mengenakan piyama tipis dengan rambut yang terikat.“Aku gak dapat tidur…” Ucapnya manja. Batrenya abis…” Jawabnya memelas. Bokep Mom Namun Gisell tampak santai dengan kehadiranku.Gisell juga menawarkan sejumlah pakaian dan celana pendek guna ku pakai tidur, sejumlah milik Ayahnya yang ukurannya tidak jauh bertolak belakang denganku. “Anggap aja aku bayar utang budi karena anda sudah menolong aku….” Begitu kata-katanya guna membujukku. Udah ditolongin pinjem handphone, kini ditolongin sampe dianterin…”
“Udah, tenang aja…” Balasku. Suka bangetttt….” Desis Gisell ditengah goyangan pinggulnya. “Saya pinjamkan handphone guna menelpon asuransi atau tukang derek saja ya, mbak. Aku juga kaget sebab ternyata ia seorang perempuan, dari suaranya tersiar belum terlampau tua. Aku juga mendekapnya dengan sarat kelembutan.Perlahan aku bangkit masih dengan memeluk Gisell. Aku pun tidak mempedulikan Gisell mempermainkan penisku di dalam vaginanya. Bagaimana?”Ia pun mengamini ideku. Dengan perlahan ku tarik kondom supaya tidak terdapat cairan kenikmatanku yang tumpah.“Kamu gila…” Bisik Gisell. Sudah dipinjamkan handphone saja sudah lumayan kok.”
“Gapapa kok, mbak.




















