Saking akrabnya aku ngobrol dengan Nana, hingga tidak
canggung-canggung lagi ia masuk keluar kamarku maupun sebaliknya. Bokep Korea Dengan
suara seadanya aku mendesis,“Oh, Mbak kok sudah pulang.” Tidak kusangka Mbak Tati
tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar
porno kategori XX. Tahan Dik, aku.. Dan
yang menjadikan aku sangat bernafsu adalah karena statusnya yang janda beranak
satu.Disuatu sore, menjelang malam, ketika baru datang dari
kampus untuk konsultasi skripsi, kudapati rumah Mbak Tati (begitulah panggilan
Sekretaris Desa yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Aku
hanya bisa memegang payudaranya sambil memijat, mengelus dan memelintir
putingnya.Mbak Tati terus mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku,
lenganku, perutku dan pahaku. Aku
terlentang di sampingnya. Tetapi kenyataannya lain. Aku
baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan
bagi Nana untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Bahkan sepertinya
dengan seksama memperhatikan alat vitalku yang makin lama makin besar oleh
tatapan Mbak Tati. Barangkali ia hanya
ingin mempraktekkan apa yang pernah ia lihat pada foto porno.




















