Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Bokep Tobrut Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Ia berusaha manahan tawanya.“Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”
“Deal, my lady!”
“I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.“Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.“Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.
