Samar-samar, dari sinar lampu templok dapat
kulihat pangkal pahanya yang tertutup celana dalam putih. Vidio XNXX Dengan segera Bu Rochim membawanya ke dokter. Aku ketagihan. Dia hanya memberikan Kho Ping Hoo
untukku. aah, aku semakin deg-degkan. Aku
masih terus mengintip, sampai akhirnya Kak Tina tampak terlonjak-lonjak
dari tempat tidur. Kerjanya membersihkan dan
membereskan rumah Pak Rochim yang tidak terlalu besar, mencuci pakaian,
dan memasak. Aku menuju dapur, lalu
makan bersama Kak Tina. Pak Rochim dan ibu
sangat baik kepadaku. Aku segera menyudahi keasyikanku. Dia tak melarang. Beratkupun saat itu belum sampai 40 kilo. Aku menahan nafas. Yang pasti ini menandakan kamu sudah besar. Ternyata dia
pernah bersekolah sampai tamat SMP. Terkadang mengelusnya,
terkadang mengusap sampai ke pangkal pahaku. Kak Tina
tetap tak sadar. Dapat kulihat
bulu-bulu yang tumbuh lebat di sana. Tanpa apa-apa. Astaga, memang basah! Malu. Aku memegang celana
pendekku di daerah depan. Aku mengintip dari kaca nako. Kulihat
novel itu ada di atas meja. Aku
terus membacanya, jakunku yang mulai tumbuh bergerak-gerak menelan
ludah. “Iya Kak”, Jawabku pasrah. Kuingat cerita Nick Carter yang
kubaca beberapa waktu yang lalu.
