Tapi aku tidak kehilangan akal. Perih…”, rintih Reni tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Bokep SMA Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja. Malam itu aku benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Seharusnya kamu bilang sejak semula…”, kataku mencoba menghibur.Reny hanya diam saja.
