Masih genit dan sedikit manja. Bokep Arab Kepalanya naik turun di pangkuanku. Lebih baik mampir dulu buat minum sambil mengatur taktik. “Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Sari menarik sendiri sepasang ‘cup’-nya ke atas sehingga sepasang bukit putih itu samar-samar tampak. Aku bingung. Si “Joni” mana mau mengerti lain kali. “Hampir Cihampelas”, jawabku. Aku punya waktu untuk menurunkan tensi sehingga bisa bertahan lama. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan.Menjelang pertigaan Cihampelas Sari melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling. Ketika mulutnya mulai melakukan gerakan “hubungan kelamin”, perlahan aku mulai “naik”, rasa geli-geli di ujung sana semakin memuncak. Kuminta Sari melepas kulumannya, banyak orang lalu-lalang. Pada hari yang telah disepakati, Sari akan menunggu di jalan “D” pukul 17.10. Puting yang hampir tak terasa, karena kecil. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. Lurus aja”. Selama ini Sari memberi sinyal “bisa dibawa”, tapi sekarang ia menolak masuk hotel.
