Kalau saja ada orang berdiri di balik pintu dan menempelkan kupingnya, niscaya ia akan mendengar erangan itu.Tangan Tania bergerak semakin cepat, sementara tangan yang satunya juga terus meremas-remas payudaranya dengan gemas. Nia enak nggak?”, aku berkata lagi.“Ehh..mm”, Tania tidak menjawab, hanya tersenyum di seberang sana.Namun aku tahu pasti bahwa ia pun telah sangat menikmati ke-‘lega’-an bersamaku beberapa menit yang lalu.“Nia, kita udahan dulu yaa.. Bokep Jilbab/Hijab Enak sayang..?”, akupun tak kalah dalam mengimbangi fantasinya.“Iyaa.. Ia tak tahan lagi. Lalu Lidah Mas menyapu-nyapu lembut di sana dan kamu
merasa geli tetapi juga nikmat.. Masukkan kejantananmu sekarang Mas, please..”, sekarang giliran Nia yang memohon kepadaku.“Iya sayang.., kejantanan Mas juga sudah keras menegang. enak sekali..”. Aku masih tergeletak lunglai. Lidah Mas berputar-putar di sekitar pusarmu. Oh, kedua putingnya ternyata sudah mengeras. lalu terus naik ke atas lepitan kewanitaannya, tiba di tonjolan yang kini memerah itu.. Mengurut dengan keras. Karena sempitnya bathtub itu untuk tubuh kami berdua, maka kejantananku yang kian mengeras terasa menyentuh-nyentuh tulang belakang punggungnya.




















