Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Bokep China Ayu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.“Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlaqanku itu.Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke wc dulu karena aku sudah kebelet. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aq tidak terlalu memikirkannya.Tidak terasa hari sudah mulai malam. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Ternyata adalah Ayu.“Eh, ada apa Yu?”“Enggak, aq pengen kasih kartu nama aku , besok jangan lupa telpon aku , ada




















