Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. ”Terima kasih, mbak, sudah mengajak saya melakukan ini. Bokep Mama Itu membuatku jadi penasaran.”Santai aja, mbak. Dia meminumnya sedikit sebelum menyerahkannya kembali kepadaku. Aku jadi tak enak sering melirik ke spion. Dia menatapku dengan ekor matanya, kemudian tersenyum. Dia membayar dengan memberikan uang tip empat ribu rupiah.“Terima kasih, bu.” jawabku sambil menerima uang itu. Mungkin dia sedang tak ingin diganggu. ”Gede banget, pak. Lalu kembali aku naik ke tempat tidur. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai istriku. Rupanya cairan precumku telah terbit akibat remasan tangannya tadi.”Hisap, mbak.” kuminta dia untuk mengulumnya karena kulihat dia begitu mengagumi benda itu.Tanpa menjawab, wanita itu segera merunduk dan mendekatkan wajahnya. Aku bagai dilempar ke masa 25 tahun yang lalu, saat aku masih muda dan gagah. Saya yakin, mbak pasti bisa menemukan yang lebih baik dari dia. Aku sudah telanjur bergairah, bisa gila aku kalau diputus sekarang.”Tidak apa-apa, bukan salah bapak kok.




















