Tanpa perintah kedua, saya berdiri. Bokep Thailand Saya tarik tubuh Angelina ketepi meja pingpong, segera saya masukkan “tongkat naga” saya ke vaginanya. Angelinapun juga tidak mau kalah, tanpa diperintahkan, langsung dia lepas semua baju, rok, dan CDnya. Angelina tentu saja tidak boleh pulang hingga malam tersebut, karena sebagai bagian Marketing diapun akan mendapat share keuntungan 5 % dari nilai transaksi ini. Sudah tidak ingat lagi antara boss dan karyawatinya. Kini saya langsung mengarahkan mulut saya ke vaginanya, karena lebatnya “hutan” kewanitaannya, saya terpaksa menggunakan kedua tangan saya untuk menyibak “hutan”nya. Tapi “what the hell, what will be, will be”. “Tanggung” pikir saya. Saya memandang Pak Sebastian, nampaknya dia mengerti kejengahan saya, “Iya, pak dicoba saja pada Angelina, sekalian untuk dicoba untuk melihat telur dan rahim”, “Tapi.”kata saya. Saya mendadak bengong, selain ruang yang penuh dengan alat elektronik dan hanya ada meja pingpong ini, hanya ada Saya, Angelina dan Pak Sebastian. Setelah Pak Sebastian tidak lagi di ruang, tinggal saya bersama Angelina, “Jadi, Pak
