What’s wrong honey? Bokep Twitter Ugh…sungguh suatu sensasi yang tak terkatakan.Kuturuni centi demi centi tubuh Revy dengan menyisakan bekas- bekas pagutan berwarna keunguan pada sekujur tubuhnya. Dua lembar potongan karcis film “Speed” tertanda medio 94 yang lalu masih ada dalam salah satu file-file lamaku. “Biasa…di tempat bersejarah kita dulu, masak sih kamu udah nggak ingat masa-masa indah kita berdua…, hahahaha….”, sambungnya diiringi gelak tawa candanya, “Revy tunggu di tempat biasanya, 1/2 6 teng yah…”. Setelah berbincang-bincang sambil menantinya menghabiskan sisa ice cream-nya, kami pun naik ke lantai teratas untuk melihat film apa yang sedang diputar. And now what a perfect situation…. Lumayan lah, malam libur seperti ini ada juga yang bisa dikerjakan. Hampir 2 hari sekali kami jalan, pun hanya untuk dinner dan mengobrol serta bercanda. “Tempat biasa” yang Revy maksud tentunya masih seperti yang dulu, tempat kita sering nongkrong bareng.
