Bilangan Ayu “Pertandingan basketnya” sudah ampir selesai. Bokeb Orangnya sangat ganteng dan berpenampilan macho. Tangannya mengelus-elus dadaku dan aku mengelus rambutnya, meresapi apa yang baru saja kami nikmati bersama. “Pak Romi mesra banget ya? Soonn.. Remasan di dadanya mulai agak kasar. Kubalikan tubuhku, dan kulihat ada senyuman lembut di wajahnya. Aku jadi gemas dan penasaran, tapi kulihat jam terus bergerak, dan aku ada janji ketemu seseorang untuk breakfast. Lu dateng deh sekarang.”
“Say no more, buddy.” Sonny menutup teleponnya. “Wow.. I love you so much, sayang.” Gimana caranya? “Wow.. Astaga! Dia mau traktir emangnya?”
“Tauk. Mungkin dia suka juga? Sementara itu Sonny kulihat memposisikan penisnya di vagina Ayu yang masih melelehkan air maniku. gue lagi aman kok.. aku keluar, sayaanghh..” Sonny memuntahkan lahar panasnya yang pasti bercampur dengan milikku di dalam vagina Ayu. Hahaha.”
“OK.”
“Hah? Ternyata sudah keren. Tapi kalo nabrak gue timpe lu. Rara pun bangkit berdiri sambil memandang Sonny. “Gila ih. hh.. “Cepetan ya. Tapi whateverlah. oohh.. Hmmhh?” Katanya sambil bergoyang dan memutar
