Akhirnya Tifa memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.“Achhkk..” Aku merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan Aku, rupanya Tifa sudah orgasme.Aku semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan Aku, akibat kenikmatan yang diberikan Tifa sangat luar biasa, batang Aku semakin berdenyut-denyut dan kini Aku benar-benar tidak sanggup lagi menahannya. achh.. Bokep Cina Aku lalu menyelipkan jari-jari Aku ke selangkangannya. Ia terus mempermainkan milik Aku yang sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening.Aku pun tidak mau ketinggalan. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan Aku lalu menempelkannya di bibir kemaluannya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.“Pelan-pelan ya kak, Tifa belum biasa.”“Iya Akung,” kata Aku sambil mengecup bibirnya yang merekah basah. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.“Kak, Tifa pusing nih, boleh nggak kakak pijitin kepala Tifa?” katanya sambil merapatkan badannya ke dada Aku.Sempat Aku merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.“Emang kenapa kok Tifa tiba-tiba pusing?” tanya Aku agak heran.“Ayo kak, tolong pijatin




















