“Why are you crying…?” Jeanne mengusap setetes air mata yang menetes dari mataku saat bertanya kepadaku. Film Porno Kugoyang-goyangkan pantatku maju-mundur (waktu itu pengetahuanku tentang seks sangatlah minim, hanya lewat majalah dan video porno) seperti yang kulihat di film porno. Tak jarang pula aku harus menerima hajaran dari ayahku kalau aku berusaha melindungi ibuku. Kami banyak ngobrol dan aku semakin tertarik dengan dia (walaupun dengan niat cuma iseng). Bayangkan, tidak ada yang perduli, kost dan hidup sendiri, punya banyak uang (yang aku tahu itu adalah uang haram hasil korupsi ayahku), mau apa lagi? Aku diterima di perguruan negeri paling bergengsi di Indonesia. I want to continue my sleep,” kata Jeanne, dan dia memelukku semakin erat. Tuhan memang memberiku otak yang encer. Aku memainkan sebuah lagu melalui denting piano. Aku pun sebetulnya malu untuk menceritakan tentang dia.Makanya, tak heran apabila aku tumbuh menjadi anak jalanan. Waktu itu aku lagi duduk-duduk di sebuah bangku putih panjang di Palm Court di UCLA setelah selesai kuliahku hari




















