Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Bokep Mom Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam. Hujan masih turun, rintik-rintik. Dan sangat empuk. Aku membuka mataku. ya iyalah, baru juga pemanasan. Matanya juga terpejam ternyata.Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Mei, calon istriku, kemudian menyusul ke Jakarta dan bekerja di sebuah bank di Bintaro. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam. Agak lama dia membukanya. aku merabanya. Mengurangi kebisingan akibat lalu lalang orang mencari tempat duduk.“Mas, mas, maaf …,” ada suara merdu rupanya. aku kembali menutup mataku.Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Jantungku berdebar sangat keras.“Buka,” bisikku lirih. memastikan. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Tetap memejamkan matanya.Aku makin berani. Oooh, senyumnya manis sekali. Pelan sekali, sikuku bergerak. Aku tetap berkeras. “Kasihan ya,…” senyumnya menunjuk ke “adikku”.
