Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Wina sedang mendongak menatapku. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Bokep Montok Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wina. Aku harus melayani Tante Rini dan juga bermain cinta dengan Tante Wina. Hari pertama niatku belom berhasil. “Ooo… nggg… aahh… sayang sayang.. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari Tante Rini, dan yang bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang lumayan gede. Aku sendiri sudah terbiasa dengan orgasme sebanyak itu. Aku nggak merasa capek harus melayani dua wanita STW yang dua-duanya punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. mataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Bahkan aku sering ngeledek karena dialeknya yang ngampung itu. Takut Bi Ijah tau. Perlahan kulihat Tante Wina menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Putih mulus yang kuidam-idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Happy, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah membengkak.
