“Ah.. Bokep Mama acchh.. “Occhh.., acchh.., ngg..,” cuma itu yang bisa keluar dari mulut Eksanti. Aku tidak peduli. Aku terus menyedot, mengulum, mengunyah-ngunyah. Aku terkulai menindih tubuh Eksanti. Padahal aku belum lagi bergerak maju-mundur.Aku lalu menaburkan sayuran yang tadinya tengah dicuci dan dipersiapkan sebagai pelengkap nasi goreng di atas dada Eksanti yang sedang berguncang-guncang. Oocch.., menggiurkan sekali pemandangan itu. “Mas, bersihkan saus tomat itu dengan mulutmu, please..,” desah Eksanti nyaris tak terdengar. Eksanti masih menggelepar-gelepar merasakan akhir dari klimaks itu, tetapi aku telah pula memberikannya kenikmatan baru. Eksanti merenggangkan kedua pahanya, tidak tahan mendapat perlakuan seperti itu.Sementara tanganku yang lain kini masuk menelusup ke kaos Eksanti, menjalar menuju bukit payudaranya yang membusung. Besar dan tegang sekali kejantananku. Hal ini menambah nikmat permainan cinta kami, dan sekali lagi, tanpa dapat dicegah, orgasme keempat datang menderu memenuhi tubuh Eksanti yang memang sudah sangat sensitif ini.




















