Dari balik monitorku sesekali kutengok ia. Vidio Sex Storyboard utama sudah siap dipresentasikan.Tigor ternganga.Sialan. Mhh! apa ya? Lembarlembar storyboard, disain poster, kepingan negative slide dan sebuah asbak penuh puntung kusapu begitu saja saat kami menaiki meja.Babak kedua dimulai. Dingin, diam, tanpa basabasi. Meski Tanti menyambut semua ciumanku dengan hangat dan membawa tanganku kemanamana menyusuri tubuhnya, gerbang selatannya tak seramah si pemilik. Wah, hebat. Nggak tahan ini ya.. tebakku.Kapan terakhir kamu melakukannya? Jeda sesaat itu ternyata justru mengobarkan klimaks yang tertunda karena cakaran Tanti. Ia tersenyum.Perlu sih perlu, tapi aku nggak suka terikat. Kuusap kedua gumpalan indah di dadanya itu sembari bibir kami terus beradu. Jemarinya mencengkam lenganku saat kususuri sisi lehernya dengan bibirku. Buruburu ia kubawa ke kursi terdekat. Kurapatkan tubuhnya ke tubuhku hingga payudaranya menekan dadaku. Runtuh juga akhirnya pertahanan yang gigih itu. Ia kelihatan makin seksi.




















