Rasanya kembali mengikat, mendorong, memelintir, merobek penahan, menghilangkan pembatas… Aku menari-nari dengan penis menancap di vaginaku. Menyembur. Bokep Korea Mengambil hatiku. Ia menatapku dengan bingung. Aku merasa vaginaku sakit, ngilu, dan bahagia.Mungkin, begini rasanya pengantin baru. Aku keramas, membersihkan lengket di rambutku. Ia terus bangkit berdiri. Kami mandi. Seketika aku seperti disetrum, tubuhku mengejang, tapi aku menahan diri dari bergerak atau bersuara. Di tubuhku. Aku tak tahan lagi. Aku menangis, bahagia. Apa kata keluarga, apa kata Bapak dan Ibu? Aku tersenyum, menyambutnya di hari yg baru.“Met pagi, tuan…”
“Met pagi…”
“Sarapan?”
“Ehm… ada kamu kan?”
“Kok ada saya?”
“Iya, saya mau sarapan kamu”
“Hihihi…. Saya hanya pembantu. Aku merasakan penisnya melemas, meluncur keluar. Aku menjadi takut.“Ma… maafkan saya, tuan. Ketika ujung ibu jari dan jari tengah bertemu, pas melingkari penis yg kokoh ini.Aku mulai menyukai urat- uratnya, guratan-guratannya. Kak Edo dengan senang mengusap-usap vaginaku yg kini jadi licin.“Hehehe….




















