Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.“Jhony.”“Hm..”“Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.“Jilat cairan yang tersisa hingga bersih”“Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.“Jangan menunduk, Jhony. Bokep Thailand Kecupan-kecupanku semakin usang semakin tinggi. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.“Saya suka kaki Mbak. Dan paha itu semakin jelas. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.“Enak kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.“Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.“Kau cerdik memanjakanku, Jhony. Ooh.. Wajahku sangat erat dengan lututnya. Tak ada komentar penolakan. Telapak kakinya menghentak-hentak di pundak dan kepalaku. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, kemudian berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku biar menunduk ke arah kakinya.“Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.“Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Sepasang bibir yang di bab atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Apakah dugaanku salah?” Aku termangu sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.“Jhony, salahkah dugaanku?”“Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur.




















