Perlahan aku mendekati Mbak Nida, kulihat ia menangis,“Mbak….jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mbak” kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Nida dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Aku kaget, “ternyata ia marah”, pikirku. Bokep Japan Dalam hatiku aku merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Mbak Nida tampak cantik sekali.“Bagaimana Mas, tadi ?” ta-nyaku
“Oh…nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk test wawancara”
“Alhamdulillah, tak do’ain supa-ya berhasil”
“Terima kasih”Setelah berbasa – basi cukup lama, akupun permisi. Masih terisak, Mbak Nida menjawab,
“Ah…..nggak, kamu justru telah membuat Mbak bahagia”Kami berdua tersenyum, kemudian pelan aku baringkan Mbak Nida. Meskipun kulihat Mbak Nida tetap bisa mencapai orgasmenya, tetapi cepat pula Mas Arif menyusulnya. Aku mencium vagina itu, tercium bau khas cairan vagina wanita yang orgasme.Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mbak Nida mencapai orgasmenya.




















