Keringatnya meleleh seperti yg kulihat sekarang. Toh masih ada hari esok.Aq bergegas naik angkot yg melintas. Bokep Korea Tdk pasang wajah perangnya.“Kayak kemarinlah..,” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.Begitu kebetulankah ini? Ke mana ia? Kalau kini aq berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yg membasahi leher, pasti karena aq terlalu terbuai lamunan. Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon. Tdk akan hadir kesempatan ketiga. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon. Aq mengurungkan niatku. Ah masa bodo. Begini saja daripada repot-repot. Jari tangan mulai dingin. Begini saja daripada repot-repot. Ada sekat-sekat, tdk tertutup sepenuhnya. Keringatnya meleleh seperti yg kulihat sekarang. Ayo. Aq hanya main dengan tangan. Tdk terlalu ayu. Bau tubuhnya tercium. Ia hanya menampakkan diri separuh badan.“Mbak Iin.., aq mau makan dulu.




















