Dimas sangat pandai mengkombinasikan serangan halus dan keras, sehingga aku dibuatnya melayang-layang. Dimas yang sudah tidah bercelana juga mendekatiku, sepertinya dia sudah mendapat ijin untuk bergabung, dia menarik tanganku dan menggenggamkannya pada batang penisnya.“Mmpphh… mmmhh !” desahku ditengah keroyokan ketiga orang itu. Bokeb Tentu saja kami tidak menginginkan hal itu terjadi sehingga terjadi perdebatan dan tawar-menawar di antara kami. Kalau dirasakan dari ukurannya sih sepertinya si Dimas karena yang ini ukurannya pas dan tidak menyesakkan seperti milik Pak Romli. Kemudian yang agak gemuk dan berkumis membisikkan sesuatu pada temannya, entah apa yang dibisikkan lalu keduanya mulai cengengesan melihat ke arahku. Dengan langkah gontai aku menuju wastafel untuk membasuh wajahku, lalu kuambil sisir dari tasku untuk membetulkan rambutku yang sudah kusut. Temannya yang tinggi dan berumur 40-an itu lalu berkata,“Gini saja, bagaimana kalau kita pinjam sebentar cewek kamu buat biaya tutup mulut ?”Huh, dasar pikirku semua laki-laki sama saja pikirannya tak jauh dari selangkangan. Tubuhku mungkin sudah ambruk kalau saja mereka tidak menyangganya




















