Kali ini senyumnya melebar. Bokep Korea Ia menarik kedua kakinya ke atas sofa, hingga sekarang ia dalam posisi berlutut di sampingku. Sedikit kekecewaan timbul di hatiku. Nafsuku sudah sampai ke ujung. Saat aku memindah perseneling, jemarinya terangkat dan menggenggam pergelangan tanganku. Akhirnya, dengan rasa nyeri di ujung, batang kemaluanku melesak. “Kamu…,” ucapku. Lalu aku terbang ke alam fantasi. Aku tak punya alamat, tak punya nomor telepon yang bisa kuhubungi untuk mencapainya. Aku terbangun dengan tubuh tertekuk, telanjang dan pegal, mendapati dirinya tak ada di sampingku. “Thanks,” katanya sambil tersenyum. Ia menatapku. Saat itu ia tampak sangat cantik, sebegitu cantiknya hingga jantungku berdegup kencang setiap kali bertatapan dengan matanya. Kedua lengannya terbuka saat aku berhadap-hadapan dengannya. “Kamu akan menghilang besok pagi?” Kudengar ia tertawa lirih. Ketika kuhampiri, ia tersenyum padaku. Nafsuku sudah meledak-ledak. Tak berapa lama kemudian aku sudah duduk dalam keadaan telanjang bulat. “Hey, jangan kasar-kasar.”
“Maaf..maaf…,” ucapku terbata-bata. “Pilihan yang bagus,” ucapku tersenyum.
