“Enak ya Pak Pardi”
“Enak apanya Mas”
“Pak Pardi sudah jembutan, pasti lebet. Crott.. Vidio XNXX “I.. Kenapa nggak ikut ngocok sekalian?”
“Ah saya malu Pak, kontol saya nggak sebesar punya bapak”
“Kenapa malu, kamu kan belum sempurna betul pertumbuhan kontolnya. “Enak ya Pak Pardi”
“Enak apanya Mas”
“Pak Pardi sudah jembutan, pasti lebet. Kulirik ke arah Pak Pardi dan dia juga menatapku tapi tanpa ekspresi. “Oh makasih Mas,” katanya dengan mimik bingung akan ditaruh dimana amplop itu. “Ke pancuran,” jawabnya. Dia memperbaiki celana kolornya dan berusaha senyum meski aku tahu dia sedikit canggung.“Pak, ini ada titipan dari ayah,” ujarku sambil menyerahkan amplop dari kantong celanaku. “Ah.. Jadi aku cari sambil sesekali memanggil. Aku tak mensia-siakan kesempatan itu dan segera ikut nongkrong di depannya sambil berusaha membantu padahal tujuanku hanya ingin melihat kontolnya. Lalu dia menarik jala itu, kelihatannya dia sedikit kesusahan sehingga aku bantu dia menarik dari atas. Iya Mas Win, enak sekali. Aku pengen banget punya jembut”
Dia tertawa dan kemudian berkata, “Lah pasti seumur Mas sudah ada”
“Iya















