Aku mengamati dadanya sambil tegang. Bokep Mom Ada yang lagi ngobrol, ada yang berdiri di depan cermin mematut dandanannya. Digandengnya tanganku, dibawa melalui pintu kaca lagi di belakang ruangan itu.Kami melewati lorong lumayan panjang yang di kanan-kirinya terdapat pintu-pintu kamar terus kebelakang. “Iya dong, Kalau ada kesempatan lagi saya ke sini dan pilih kamu lagi.”
“Ah engga usah basa-basi, pasti Mas pengin coba yang lain kan?’
Lagi-lagi, tahu aja loe! Lalu menyambar handuk dan ke kamar mandi. “Terus?”
“Pokoknya Mas ditanggung puas.”
Iya puas, tapi “You aren’t my type” kataku, dalam hati tentu saja. Lalu menyambar handuk dan ke kamar mandi. Pelukan kuperkuat, tangan kiriku turun meremas pantatnya. Mungkin terlalu besar untuk ukuran tubuhnya yang tinggi dan langsing. Hanya dia satu-satunya yang pake gaun menutupi dada tapi membuka kedua bahunya. Aku melepas tubuhnya. Dengan gaun model “kemben” (menutup separoh dada horisontal), buah dadanya seakan “tumpah”. Yang bergaun coklat tua itu… hmmm… Wajahnya cantik, kulit bersih, paha mulus.




















