Badanku kayak kejang semua jadinya.“Mas, mau kan sama Dewi? Kalo nama mas sapa?”
“Saya Andri mbak.., wah nggak berani manggil gitu mbak. Bokeb Nggak suka ya?” Dewi merengut
“nggak mbak.., tapi udah hamper jam setengah dua belas, temenku yang aplusan jaga bentar lagi dating” jelasku
“Ohhh… kirain..” senyumnya manja kemudian kepalanya menoleh ke wajahku dan mulai memagut mulutku lagi. Lancang nanya.”
“Gak papa.., kalo mas sendiri?” Lhahh, dia balas nanya
“Belum mbak, pacar aja gak ada. Nih, kan namaku udah terpampang jelas gini. Aku turut bersyukur saja. Sambil lirak-lirik aku baca namanya, sebut saja Dewi . Apalagi tangannya sambil menyenggol bahuku… beuhhh. Dewi tampak antusias mendengar penjelasanku, kemudian mulai mencoba mempraktekkan langkah demi langkah. “gimana mas perasaannya nggoyang polwan??”“Ehhh…, agak deg-degan juga…”sambil pinggulku memaju mundurkan batang didalam memeknya. Karuan aja aku mengelinjang kesana-kemari.Perlahan tangannya membuka risluting celanaku, diturunkan sebatas lutut. Lho mbak Dewi kok gak pulang kerumah? Kalo nama mas sapa?”
“Saya Andri mbak.., wah nggak berani manggil gitu mbak. Kemudian tangan kanan Dewi menelusup kedalam kaosku, meremas
