“Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.Hamil muda?!?! Bokep Ojol Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini!” Jawabku masih dengan nada tinggi.Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.“Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku.“Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Sungguh, baru kali ini aku melihat isteriku segirang ini. Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku. Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. “Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.Hamil muda?!?!




















