Ia mengerang kenikmatan. Aku termenung sejenak berjongkok di depan mesin ATM itu. Film Porno “Silahkan duduk Den.”
Aku duduk di ruang tamu. Bule-bule itu minum dan tertawa, ditemani wanita mereka yang tidak kalah menggelikannya. Aku duduk. Tapi rumah siapa ini? Ia mengerang kenikmatan. Kulihat sebuah Honda Civic berhenti di depanku. “Hey Ricky.”
Aku mendongakkan kepala. Hanya bosan. Pernah dengan setianya menemaniku beberapa tahun. Aku tidak tahu namanya, menurutku itu daster.Tampak dewasa sekali ia. Sejenak aku linglung. Kepalaku sudah berat bukan kepalang. Sampai akhirnya Felly keluar dari kamarnya. Suasana yang hiruk-pikuk di sana bukan merupakan gangguan pada penatnya tubuhku yang bukan main, sehabis dicabik-cabik seharian oleh monster-monster kapitalis lapar itu.Memang sebagian orang menyangka hidupku enak, mungkin bukan sebagian, hampir setiap orang yang mengenalku lebih dari seminggu berpendapat demikian.Star TV di pojokan bar menampilkan balap sepeda yang tidak berujung pangkal.










