Kepalaku terasa panas. Bokep Jepang Sendi-sendiku bergetar. Celana jeansnya yang sedari tadi masih separoh di kaki, kutarik hingga lepas. Sudah larut, istriku pasti sudah menunggu di rumah. Dan semakin kesini, semakin aku tidak bisa mencabut persetujuan atas ajakan ‘temani saya dulu ini’.”Kita turun yuk, pak. Bapak belum ngapa-apain, cuma pake tangan, tapi saya sudah kelabakan seperti ini.” dia mengulurkan tangannya dan menggenggam penisku. Untuk membalasnya, secara beruntun kukocok vaginanya dengan sangat cepat dan dalam. Di permukaannya yang halus dan licin, kutinggalkan banyak cupang kemerahan. ”Buka, mbak. ”Ayo, mbak, sini.”Wanita itu mengangguk dan berjalan menghampiri. ”Saya ambilkan minum dulu ya.” kataku sambil beranjak dari tempat tidur.Dia sempat menggenggam sebentar batang penisku yang masih ngaceng berat sebelum menepikan tubuhnya, memberi jalan bagiku. Segera kusedot lidahnya. uh.. Aku sudah telanjur bergairah, bisa gila aku kalau diputus sekarang.”Tidak apa-apa, bukan salah bapak kok. Mbak cantik dan menarik, kalau saja saya masih muda, mbak pasti akan kunikahi.” Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini.




















