“ya kapan dong kesini lagii, jangan lama lama ya” rayuku
“kalo aqu nggak bisa ntar aqu kenaliin sama komandanku”
“yg mana ?” tanyaqu penasaran
“ntar kamu tahu sendirii”
Akhiirnya aqu tak bisa menahan dia lebiih lama lagii, hampiir pukul sebelas malam sewaktu dia meniinggalkan kamarku, Pak Sam meniinggalkan tiip ratusan riibu di meja riias. Aqu salut sama Pak Sam, Selama kita berbiicara tak kutangkap kerliing nakal di matanya menatap badan terutama buah dadaqu, membuat aqu makiin terpesona akan khariismanya. Bokeb Kiisah laiinnya akan aqu kiiriimkan secara bertahap tetapi bukan merupakan ceriita bersambung, masiing masiing mempunyaii kiisah pengalaman tersendirii. Ini posiisii baru bagiiku, berciinta dipangkuannya, mulanya sedikit susah aqu mengatur gerakan, kerana dgn posiisii sepertii ini Pak Sam tak bisa bergerak, hanya mengandalkan gerakanku. Dia memiintaqu kembalii telentang, kini baru kusadarii kalo dia masiih mengenakan celana dalamnya, kulepas celana dalamnya hiingga terlihatlah kejantanannya yg besar tegang kekar menantang, kuraiih gagang kejantanannya, kukocok, untuk membalas “kebaiikannya” kujiilat kepala kejantanannya, tetapi dia menariik kepalaqu, dia nggak mau kukulum kemaluannya,
>