“Ter.. Bokep Montok Aku tidak berani berteriak saat tangan Parjo yang nakal mulai menggerayangi pahaku dari kolong mejaku. Aku sudah terlalu lelah untuk bergerak.Aku hanya pasrah saat Parjo menarik tubuhku dan membaringkannya di karpet ruang meeting room itu. Lidahnya kini mulai mempermainkan kelentitku yang sudah semakin mengembang. Tangan Parjo kembali menyusup ke dalam gaun kerjaku dan mulai mengerjakan tugasnya meremas-remas kedua payudaraku. Kami terus bergerak hingga tuntas sudah air mani Parjo terperas denyutan lubang vaginaku. Kubiarkan saja hal itu terjadi. Namun seolah tak peduli dengan desisanku atau mungkin karena penolakanku tidak begitu sungguh-sungguh, Parjo tetap saja merangsekku dengan serbuan-serbuan erotisnya. Pantatku terangkat saat aku merasa ada suatu ledakan di dalam perutku. Perutku terasa kejang menahan desakan yang hampir meledak.“Terushh Linn.. Iya.. Pantatku yang menempel ketat dan seperti terpaku pada tulang kemaluan Parjo memutar tak terkendali. Jangan-jangan vaginaku bisa jebol dibuatnya. Batang kontolnya yang berukuran super menggantung bergoyang-goyang di depan mulutku seperti terong.
