Ah mengapa begitu cepat.Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Bokep Japan Angin menerobos kencang hingga seseorang yg membaca tabloid menutupi wajahnya terganggu.“Mas Tut..” hah..? Nafasnya tersengal. Sebantar lagi Mbak Ita yg punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aq langsung beres-beres dan pulang. Toket itu dari jarak yg cukup dekat jelas membayang. Bicara apa? Bibirku melumat bibirnya.“Jangan di sini Sayang..!” katanya manja lalu melepaskan sergapanku. Apa yg aq harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya apa?Mendadak jari tanganku dingin semua. Kantorku tak lama lagi keliatan di kelokan depan, kurang lebih 200m lagi. Ia tdk melanjutkan kalimatnya.Aq tersenyum. Langkahku semangat lagi. Lalu ngomong apa? “Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aq merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Lho, salon kan tempat umum.
