Kembali Ida bergerak ke atas, tangan kirinya memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri mengeras. “Boleh dong lain kali ajak kita, masakan Ida terus yang diajak. Bokep Hot Puting dan payudaranya terus kencang dan keras. Kutatap lagi wajahnya dan perlahan-lahan muka kami saling mendekat. Terus lama terus cepat. Wajahnya terkesan berantakan. Aku mau keluar aacchhkk..” Ida memeluk punggungku lebih erat. “Berikutnya aku bakal memberbagi kepuasan yang lain yang belum sempat kalian peroleh”. Ida mencoba menghiburku. Ida mencoba menghiburku. “Telahlah lepaskan aku dulu, aku bakal memberbagimu sesuatu yang luar biasa malam ini. Sementara tangan kirinya mengusap punggung, tangan kanannya mulai mengelus kantung zakar dan mengurut batangku mulai dari pangkal ke ujungnya. Aku mencoba duduk dengan Ida tetap dalam pangkuanku. Ketika lendirnya telah membasahi organnya Ida mempercepat gerakannya, kadang-kadang dibuatnya tinggal kepala penisku saja yang menyentuh mulut vaginanya. “Kenapa senyum-senyum sendiri. Saat ini terbukalah dadanya di hadapanku. Aku berpaling dan menatap wajahnya.
