“Ayo Nida buatkan air minumnya dong” perintah Mas Arif me-nyuruh istrinya, Mbak Nida.Aku menolak dengan halus,
“Ah nggak usah Mas, saya sebentar aja koq, ada urusan”
“Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya”Aku tersenyum mengangguk, kulihat Mbak Nida tidak jadi membuat minuman. Bokep Colmek Sore itu, aku terbangun. Aku mencium vagina itu, tercium bau khas cairan vagina wanita yang orgasme.Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mbak Nida mencapai orgasmenya. Untuk itu aku memeluk Mbak Nida, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Aku senang berarti Mbak Nida menyukainya.Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari aku harapkan, tangan Mbak Nida pelan masuk ke dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.“Hhh…..hhhh….oohhh…..oohhh”suara Mbak Nida mendesah–desah , tampaknya merasakan kenikmatan.Aku kaget,
“Wah….hebat….dia masturbasi” kataku dalam hati.Ingin aku masuk ke kamar Mbak Nida, memeluknya dan langsung menyetubuhinya, tetapi aku sadar, ini perlu proses.Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku.
>