Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Risya sangat panas dan liar. Aku merasa senang dengan topik pembicaraan ini, dan kuambil inisiatif,“Kalau begitu biar kubantu bawa belanjaannya” lalu kuambil keranjang belanja Risya.“Terima kasih, sudah selesai kok, aku mau bayar terus pulang” jawabnya.“Ooohh…mari kita sama-sama” ujarku.Segera saja kuambil inisiatif berjalan lebih dulu kekasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Risya.“Haaa…Sudah bayar berapa nanti kuganti yaaa” kata Risya kaget.“Aaahh..Sedikit kok, gak papa sekali-kali aku bayarin susunya, siapa tahu dapat susunya yang minum, ha-ha-ha” balasku mulai bercanda yang sedikit menjurus.“Iiiihh. Bokep Tante . . Kemudian kembali memasukkannya perlahan.“Enghh. .” ujar Risya.Risya benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Oke. .” ujar Risya.Risya benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Ternyata mandi di rumah ya padahal aku sudah siapkan air hangat”
“Terima kasih, mbak Risya baik sekali”.Perempuan itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang kupandangi kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Aku semakin
>