Bersamaan dengan itu, kemaluanku terasa diremas-remas. Rasanya nikmat sekali. Bokeb Endar sendiri masih sekolah di SMU. Endar setuju saja, hal ini ditunjukkan dengan diangkatnya pantat untuk memudahkanku melepaskan pakaian yang tersisa.Begitu pakaian bagian bawah terlepas, segera tersembul bukit mungil di antara selangkangannya, rambutnya masih jarang, nyaris tak kelihatan. saya coba sekali lagi, tak mau masuk juga.“Kamu masih perawan En..?” akhirnya saya tanya dia.Diantara jelita dan wajahnya yang sudah seperti tak sadar itu, saya lihat kepalanya menggeleng dan itu adalah suatu jawaban.Usaha menembus lubang kendarkmatan itu saya tunda dulu. Erangan-erangan yang terkesan liar semakin membuatku bernafsu.Aku kecup putingnya, perutnya, dan pahanya. Bulu-bulu yang sudah rapih memenuhi lagi sekitar kemaluanku, segera terlihat dengan jelas.“Nah, begitu khan lebih oke…” katanya.“Aku kapok En, nggak mau nyukur plontos lagi.”“Kenapa Mas..?”“Waktu mau numbuh. Kok dilepas..?” katanya gugup ketika menyadari bahwa batang kemaluanku lepas dari jepitan dan mengarah ke atas.“Iya En.
