Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya. Bokep Mama Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku. “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya. “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi
